K.I HADJAR DEWANTARA

Ags 29, 2024

Ki Hadjar Dewantara, yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah pendidikan Indonesia. Perjalanan hidupnya mencerminkan dedikasinya yang mendalam terhadap pendidikan dan kemajuan bangsa. Berikut adalah cerita tentang perjalanan hidupnya dan bagaimana ia menjadi Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.

1. Masa Kecil dan Pendidikan Awal
Ki Hadjar Dewantara dilahirkan dalam keluarga keraton Yogyakarta. Ayahnya, Raden Soerjaningrat, adalah seorang abdi dalem yang terkenal di lingkungan keraton. Pendidikan awal Ki Hadjar Dewantara dimulai di lingkungan keraton, di mana ia memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan nilai-nilai budaya. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke sekolah Belanda, sebuah langkah penting yang membentuk pandangannya tentang pendidikan dan pemerintahan kolonial.

2. Perubahan Nama dan Aktivisme
Pada awal abad ke-20, Soewardi Soerjaningrat mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara, sebagai simbol perubahan dan tekadnya untuk mendukung kemajuan bangsa. Nama baru ini juga menandai komitmennya terhadap perjuangan rakyat Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara terlibat aktif dalam gerakan nasionalis Indonesia dan menjadi anggota organisasi Budi Utomo, sebuah organisasi pemuda yang bertujuan untuk memajukan bangsa melalui pendidikan dan sosial. Ia sangat terpengaruh oleh ide-ide yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh pergerakan nasionalis dan menganggap bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai kemerdekaan dan kemajuan.

3. Pengaruh dan Pendirian Taman Siswa
Pada tahun 1922, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang revolusioner untuk zaman itu. Taman Siswa bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan bangsa Indonesia. Ia mengembangkan metode pendidikan yang lebih mengedepankan pendekatan kreativitas dan kemandirian, berbeda dari sistem pendidikan kolonial Belanda yang kaku dan tidak memperhatikan budaya lokal.
Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara sangat berfokus pada prinsip-prinsip "ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani", yang berarti "di depan sebagai teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan". Prinsip ini menggarisbawahi cara mendidik yang memperhatikan perkembangan karakter dan kepribadian siswa serta memberikan kebebasan dan dorongan.

4. Perjuangan dan Pengakuan
Selain perjuangan dalam pendidikan, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia mengalami masa-masa sulit, termasuk pembuangan dan penahanan, tetapi tetap berkomitmen pada cita-citanya. Dedikasinya untuk pendidikan dan kemajuan bangsa sangat dihargai, dan ia dianggap sebagai salah satu pelopor dalam membentuk sistem pendidikan nasional Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional, dan kontribusinya sangat dihargai oleh negara. Pada 28 Juli 1957, pemerintah Indonesia secara resmi mengakui jasa-jasanya dengan menetapkan tanggal lahirnya, 2 Mei, sebagai Hari Pendidikan Nasional.

5. Warisan dan Pengaruh
Warisan Ki Hadjar Dewantara masih terasa hingga hari ini. Taman Siswa berkembang menjadi salah satu lembaga pendidikan terkemuka di Indonesia, dan prinsip-prinsipnya memengaruhi banyak aspek pendidikan di tanah air. Pendekatan pendidikan yang ia kembangkan menginspirasi banyak pendidik dan menjadi dasar bagi sistem pendidikan nasional Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara meninggal pada 26 April 1959, namun jasanya dalam dunia pendidikan terus dikenang dan dihormati. Ia adalah simbol perjuangan dan dedikasi untuk pendidikan yang berkualitas dan relevan bagi perkembangan bangsa. Dengan segala pencapaiannya, Ki Hadjar Dewantara tetap menjadi teladan dalam dunia pendidikan, menunjukkan bagaimana satu individu dapat memengaruhi nasib bangsa melalui komitmen dan visi yang kuat.


Sumber:detik.Com,kompas.com
Universitas insan cita Indonesia

Nama anggota kelompok
1. Anastasya.C.Palembangan
2. Christian.M.A.Paath
3. Maria.C.Dona Fofid
4. Melanesia.M.A.Bano
5. Rifael.D.P.Falate
6. Sinar.J.Wona